MRSA, Si Musuh Dalam Selimut

Hello, all ^^

akhirnya saya bisa menulis lagi. Tulisan saya kali ini sangat saya sarankan untuk dibaca, dan disebarkan kepada siapa saja.

Jadi, sekitar satu bulan yang lalu, saya menonton OPRAH di metro tv yang mengangkat tema  tentang bakteri pemakan daging, yang mendatangkan si dokter keren Dr. Oz. Oprah dan Dr. Oz mengatakan bahwa berita tentang MRSA ini harus disebarkan, kepada siapa saja. Saya yang menonton berita ini pun sedikit shock. Well, saya adalah mahasiswi Farmasi yang notabene berkutat dengan penyakit, bakteri, dan cara pengobatan, tapi saya malah baru tahu tentang bakteri ini -__-.. Padahal bisa saya bilang, bakteri ini sangat berbahaya untuk siapa saja, pria-wanita, tua-muda.

Dalam episode Oprah tersebut, diceritakan juga tentang korban2 dari MRSA. Salah satunya adalah Tanya, seorang Koki di sebuah restoran. Hidupnya sangat sempurna, hingga suatu hari pada tahun 2007,  tanpa sengaja tangannya terluka oleh pisau koki nya pada jam kerjanya. Menurutnya luka itu kecil, dan sangat biasa terjadi pada koki seperti ia. Dia hanya membersihkan luka dengan alkohol dan memplesternya dan kemudian bekerja lagi.

Keanehan terjadi setelah beberapa jam, saat mengangkat panci dirinya merasakan nyeri yang teramat sangat. Sembilan jam kemudian rasa sakit itu semakin parah dan dia memutuskan ke rumah sakit. Saat di rumah sakit Tanya diberi pil dan oleh dokter diminta istirahat di rumah. Tapi malam hari suhunya melonjak tinggi dia merasakan ada yang tidak beres dari luka kecil saat memotong seledri.

Setelah ia ke Rumah sakit lagi, dan mengeluh pada dokter kenapa ia tak kunjung sembuh, diketahui bahwa ternyata bakteri MRSA sudah menggerogoti tubuhnya. Dalam waktu 60 jam jarinya habis dimakan bakteri. Tanya tertular bakteri pemakan daging dan 9 dokter harus bekerja mati-matian untuk menyelamatkan hidupnya. Para dokter menyaksikan bagaimana bakteri mematikan itu melompat dari lengan ke dadanya tepat di depan mata mereka. Dokter mengamputasi lengan dan bahu kanan, tapi kemudian menyadari bakteri itu telah menyebar ke payudara kanan. Dokter bedah memutuskan untuk melakukan pengangkatan penuh karena itu adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan hidup Tanya.

Beruntung Tanya masih bisa hidup meski dokter harus mengoperasi 9 kilogram daging dan otot untuk membersihkan tubuh dari bakteri. Kini yang tersisa di tubuh Tanya tidak lebih dari lapisan tipis kulit untuk melindungi tulang rusuknya dan paru kanan.

“Bahkan cocokan peniti bisa langsung ke paru-paru dan aku bisa mati,” kata Tanya memperlihatkan rangka tulangnya seperti dikutip dari doctoroz.com.

Mengerikan bukan? Sebenarnya apa sih MRSA itu?

Well, mari kita bareng2 nambah pengetahuan (dan pencegahan) tentang bakteri ini. (dan karena saya juga masih belajar, maap2 kalo ada kesalahan info ^^… correct me if im wrong ^^”)

MRSA kepanjangannya adalah methicillin-resistant Staphylococcus aureus . Organisme ini dikenal menyebabkan infeksi pada kulit sebagai efek samping dari infeksi2 lain. Woww, namanya Methicilin-resistant, berarti dia tahan antibiotik Methicilin? Ya, bakteri ini resisten/tahan terhadap beberapa antibiotik seperti methicilin dan penicilin.

Sebenarnya, Bakteri MRSA masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia. Tapi di AS, sudah menyebabkan 19.000 orang meninggal karena terinfeksi bakteri ini. MRSA ditemukan pertama kali di Amerika sekitar tahun 1960an, tepat 2 tahun setelah ditemukannya Methicillin untuk antibiotik S. aureus. Dr. Oz berkata bahwa
Saat ini diketahui ada dua tipe dari MRSA seperti dikutip dari Stopmrsanow, Kamis (1/10/2009), yaitu: Healthcare-Associated (HA-MRSA) yang biasanya ditemukan di rumah sakit dan tempat-tempat kesehatan lainnya. Serta Community-Associated (CA-MRSA) yang baru-baru ini ditemukan penyebarannya pada tempat-tempat umum seperti tempat fitnes, tempat penyimpanan barang (loker), sekolah dan perabotan rumah tangga.

Penelitian kasus menunjukkan, galur MRSA dari komunitas ini berbeda dengan yang di rumah sakit. Sebagian dari galur ini mengeluarkan suatu toksin yang disebut Panton-Valentine leucocidin (PVL). Toksin inilah yang meningkatkan kemampuan infeksi kuman, sehingga bisa men­yerang individu sehat. Setiap tahunnya lebih dari 90.000 warga Amerika Serikat berpotensi terinfeksi bakteri ini. Jumlah kematian akibat infeksi bakteri MRSA lebih banyak dibandingkan dengan angka kematian akibat AIDS.

Dr. Oz juga mengatakan jika di awal dekade, orang yang sudah mempunyai MRSA di permukaan tubuh mereka hanya 1% dari penduduk dunia, namun sekarang sudah mencapai 10%, yang artinya, semakin banyak kemungkinan terjadinya penyakit akibat bakteri ini ATAU kemungkinan penyebaran bakteri ini, yang menambah persentase orang memiliki MRSA (duh, ribet yaa? ^^”). Yang lebih mengejutkan lagi  (setelah saya googling sana sini), dalam beberapa dekade belakangan, insiden infeksi MRSA terus meningkat di berbagai belahan dunia. Di Asia, prevalensi infeksi MRSA kini mencapai 70%. Sementara di Indonesia pada 2006 prevalensinya bertengger di angka 23,5%. (WEWWW -__-“)

Bakteri ini mendapat perhatian dari instansi medik karena MRSA adalah tipe bakteri yang tidak bisa kita cegah/bunuh lagi begitu sudah terlanjur menginfeksi tubuh. “Bakteri ini lebih cerdas dari kita dan selalu selangkah lebih maju,” kata Dr. Oz.

Bakteri MRSA biasanya menginfeksi orang atau anak-anak yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah, jika daya tahan tubuhnya tinggi tidak akan menimbulkan gejala apapun. Bakteri yang dibawa oleh orang tersebut bisa berpindah ke orang lain dan menyebar dengan mudah melalui kontak kulit dan menyentuh barang yang sudah terkontaminasi.

Infeksi ini biasanya menyakitkan, merah dan bengkak. Infeksi ini bisa dengan cepat masuk ke dalam tubuh, menimbulkan bengkak yang menyakitkan. Tapi untuk kasus-kasus tertentu seperti Tanya, jejak-jejak infeksi tak terlihat pada permukaan kulit karena bakteri menyerang jaringan bawah kulit. Bakteri ini dapat menembus ke dalam tubuh sehingga berpotensi menyebabkan infeksi pada tulang, sendi, luka bedah, aliran darah, jantung dan paru-paru yang bisa mengancam jiwa.

Infeksi MRSA lebih sering menyebar di masyarakat, bahkan diantara anak-anak dan orang dewasa yang sehat sekalipun. Karena bakteri ini bisa menyebar dalam jarak yang dekat.

Untuk itu ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terinfeksi bakteri MRSA ini, yaitu:

1. Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air hangat minimal selama 15 detik.
2. Tutup luka pada kulit dengan perban yang bersih sampai sembuh.
3. Jangan berbagi barang pribadi dengan orang lain, terutama barang yang berhubungan dengan kontak kulit seperti handuk atau pisau cukur.
4. Cuci barang dengan menggunakan desinfektan (1 sendok makan desinfektan dilarutkan dalam 1 liter air). Pastikan menggunakan kain yang bersih untuk menyekanya.

Jika Anda berpikir bahwa Anda atau siapa pun dalam keluarga memiliki kemungkinan terinfeksi MRSA, segera hubungi ahli kesehatan. Terutama jika infeksi besar, menyakitkan, hangat jika disentuh atau tidak sembuh-sembuh dengan sendirinya.

Nah, sudah baca kan betapa mengerikannya si MRSA? Apalgi banyak banget yang belum tau tentang bakteri ini. Sooo, please, sebarkan berita ini ke siapa saja. Orang rumah, temen2. Boleh copy paste juga. Cuci Tangan !! Walopun terdengar sederhana, tapi bakalan besar efeknya, untuk mencegah si MRSA menginfeksi kita 🙂 (PS: Oprah dan Dr. Oz aja menekankan berkali soal cuci tangan pake sabun ini ^^)

Spread the words ^^

Cheers!

PPS: ternyata, kakak kelas saya ada yang skripsi tentang MRSA ^^

PPPS: nemu ini dari 4th Symposium of Indonesia Antimicrobial Resistance Watch (IARW)

Insiden MRSA dari tahun ke tahun terus meningkat. Vankomisin, obat yang selama ini diandalkan untuk MRSA, mulai tampak resisten. Apakah pilihan terapi saat ini?